Pekanbaru, 15 Januari 2014-Hari
ini Koalisi Masyarakat Sipil Riau merilis hasil penelusuran terhadap
kasus korupsi di Riau yang melibatkan kader-kader partai politik.
Trennya menunjukkan 16 tahun terakhir kader-kader partai politik
terlibat kasus korupsi dan kasus pidana umum lainnya.
Tercatat 27 dari 28 kader partai politik
terlibat kasus korupsi, satu kader partai politik terlibat kasus pidana
umum. Total 28 kader partai politik tersebut berdasarkan putusan
pengadilan atau kasus yang sedang dalam proses peradilan. Pelaku dominan
umumnya kader partai politik yang menduduki jabatan penting, mulai dari
Gubernur, Bupati hingga anggota dewan.
“Kader partai politik yang menduduki
jabatan Gubernur, Bupati dan Anggota Dewan sering menyalahgunakan
kekuasaannya baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan
partai politik,” kata Usman, koordinator Fitra Riau.
Kader-kader partai Politik yang terlibat
kasus korupsi yaitu: Partai Golkar 12 kader, Partai Demokrat 4 kader,
PAN 3 kader, PPP 3 kader, PDIP 2 kader, PKB 2 kader, PBR 1 kader dan PDK
1 kader. “Ini menunjukkan Partai Politik salah satu pilar demokrasi
Indonesia, telah dicemari prilaku kader yang terlibat korupsi,” kata
Usman, Koordinator Fitra Riau.
Bentuk korupsi yang mereka lakukan umumnya
merampok dana APBD dan lisensi kehutanan untuk korporasi tanaman
industri,? kata Usman, Koordinator Fitra, “Mereka (kader-kader) partai
politik merampok dana APBD Riau untuk kepentingan pribadi maupun
kepentingan partai politik.”
“Kasus Tengku Azmun Jaafar misalnya, dia
memberikan IUPHHKHT 20 perusahaan tanaman industri dengan imbalan duit
dan digunakan untuk logistik Pilkada pemilihan Bupati Pelalawan
berdasarkan kesaksian Budi Surlani (ajudan Bupati),” kata Muslim Rasyid,
Koordinator Jikalahari.
“Kami menyerukan kepada rakyat Riau agar
berhati-hati memilih calon anggota legislatif, Bupati dan Gubernur
terutama dari partai politik yang kadernya terlibat kasus korupsi,” kata
Usman, Koordinator Fitra Riau. “Intinya Publik tidak memilih
kader-kader dan partai politik yang tidak punya komitmen dengan
pemberantasan korupsi,” kata Made Ali, peneliti riau corruption trial.
“Ini baru langkah awal, langkah selanjutnya, kami akan memaparkan kepada publik track record
calon anggota legislatif, Bupati dan Gubernur yang terlibat kasus
korupsi dan kejahatan lainnya, tujuannya agar rakyat mengetahui
calon-calon yang mereka pilih,” kata Irsadi Aristoria dari TII Unit
Riau.
KADER DAN PARTAI POLITIK TERLIBAT KASUS KORUPSI DI RIAU 16 TAHUN TERAKHIR
|
|||||
No
|
Nama
|
Partai
|
Jabatan Publik
|
Kasus
|
|
1
|
Adrian Ali | PAN |
Anggota DPRD Riau 2009-2014
|
Korupsi saat bahas dan persetujuan Raperda Perubahan No 6 Tahun 2010 tentang Pengikatan Dana Anggaran Kegiatan Tahun Jamak pembangunan venues PON XVIII Provinsi Riau | |
2
|
Roem Zein | PPP | |||
3
|
Turoechan Asy’ari | PDI-P | |||
4
|
Tengku Muhazza | Demokrat | |||
5
|
Ramli FE | PBR | |||
6
|
Syarif Hidayat | PPP | |||
7
|
Abu Bakar Siddik | Golkar | |||
8
|
Zulfan Heri | Golkar | |||
9
|
Taufan Andoso Yakin | PAN | |||
10
|
Faisal Aswan | Golkar | |||
11
|
Muhammad Dunir | PKB | |||
12
|
Tengku Azuwir | Demokrat | Anggota DPRD Riau 2009-2014 | Korupsi Pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) APBD Rohul 2005- 2007 senilai Rp.7.9 M. | |
13
|
Ramlan Zas | Golkar | Bupati Rokan Hulu | ||
14
|
Thamsir Rahman | Demokrat | Anggota DPRD Riau 2009-2014 dan Eks Bupati Indra Giri Hulu | Korupsi berjemaah APBD Indragiri Hulu senilai Rp116 miliar tahun 2005-2009 | |
15
|
Saleh Djasit | Golkar | Gubernur Riau 1998-2003. Anggota DPRI 2004-2009 | Saleh Djasit telah melakukan korupsi dana APBD Riau 2003 sebesar Rp 4,719 miliar Pengadaan 20 unit mobil pemadam kebakaran | |
16
|
Rusli Zainal | Golkar | Gubernur Riau 2003-2013 | Sedang Diperiksa Pengadilan Tipikor Kasus Korupsi PON 2012 dan Korupsi Kehutanan 2004 | |
17
|
Arwin As | PDI-P | Bupati? Siak | Korupsi berupa Merugikan Negara Rp 301 Miliar karena terbitkan? IUPHHK-HT Lima Perusahaan 2003-2004 | |
18
|
Tengku Azmun Jaafar | PAN | Bupati Pelalawan | Korupsi berupa Merugikan Negara Rp 1,2 Triliun karena terbitkan? IUPHHK-HT 15 Perusahaan 2002-2003 di Siak. | |
19
|
Riky Hariansyah | PKB | Anggota DPRD Provinsi Riau | Pernah menjadi terpidana kasus penipuan dan dipenjara selama setahun | |
20
|
Marpoli | Golkar | Anggota DPRD Inhul 2004-2009 | Korupsi APBD Indragiri Hulu senilai Rp116 miliar | |
21
|
R Dekritman. | PDK | Wakil Ketua DPRD Inhu 2004-2009 | ||
22
|
Mulyadi Hajir | PPP | Wakil Ketua DPRD Inhu 2004-2009 | ||
23
|
Bukhari | Demokrat | Anggota DPRD Inhu 2004-2009 | ||
24
|
Burhanudin Husain | Golkar | Eks Bupati Kampar | Korupsi Kehutanan berupa RKT 2005-2006 saat menjabat Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Riau | |
25
|
Marwan Ibrahim | Golkar | Wakil Bupati Pelalawan | Korupsi Tanah Bakti Praja di Pelalawan negara dirugikan Rp 38 miliar, tahun 2002 hingga 2011. | |
26
|
?Zakri Abdullah | Golkar | Ketua DPRD Pelalawan 2009-2014 | Korupsi Islamic Center Pelalawan (Zakri Abdullah dituntut 4 tahun dan 6 bulan penjara. Dalam vonisnya, hakim memberikan 3 tahun penjara) | |
27
|
Marhadi | Golkar | Anggota DPRD Pelalawan | Korupsi dana KONI Pelalawan 2007 sebesar Rp2 miliar. | |
28
|
Agustiar Amd | Golkar | Anggota DPRD Pelalawan 2009 – 2014 | Korupsi dana KONI Pelalawan 2007 sebesar Rp2 miliar. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar